PERILAKU KONSUMEN
Disusun
oleh :
Sazkya
Ayushifara
18213329
3EA21
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015/2016
BAB VI
SUMBERDAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
A.
Sumberdaya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau
lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai
sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada
sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya
manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai
modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap
sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain.
Kategori sumberdaya alam ini
tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan
dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti
melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di padang
rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain Sumberdaya alam ini
keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk
mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah).
Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia
(human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk
pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan.
B.
Sumberdaya Sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin
penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena konsumen mayoritas semakin
mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang
dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Sumber daya
kognitif Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut
barang waktu (time goods).
§ Barang
yang Menggunakan Waktu. Contoh:
Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi,
pulang pergi (waktu wajib)
§ Barang
Penghemat Waktu. Contoh
: oven microwave, pemotong rumput, fast food
C.
Sumberdaya
Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif
adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan
operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini
membahas munculnya dan diperolehnya schemata skema tentang bagaimana seseorang
mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang
memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini
digolongkan ke dalam konstruktivisme :
·
Sumber
Daya Konsumen Perhatian
·
Sumber
Daya Kognitif – Perhatian
Sumberdaya Kognitif menggambarkan
kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan
informasi Alokasi Kapasitas Kognitif dikenal sebagai perhatian
(attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi :
·
Arahan
(direction) menggambarkan fokus perhatian
·
Intensitas
mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Karena
kapasitas tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka
perhatikan dan berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan
informasi.
Contoh
: Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada dari luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.
D.
Kandungan
Pengetahuan
Kajian Myke mendefinisikan kandungan pengetahuan sebagai
“jumlah keupayaan sumber tenaga manusia, asset dan pengamalan kepimpinan, modal
teknologi dan maklumat, hubungan kerjasama, harga intelek, stok maklumat serta
kebolehan untuk berkongsi pembelajaran dan penggunaan, yang boleh digunakan
untuk menjaga kekayaan dan meningkatkan daya saing ekonomi.
Pengetahuan
konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam
produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan
dengan fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan
konsumen di bagi dalam tiga dibidang umum :
a)
Pengetahuan Produk (product knowledge) adalah kumpulan berbagai macam
informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek
terminologi produk atribut atau fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai
produk.
Jenis Pengetahuan
Produk:
×
Pengetahuan tentang
karakteristik atau atribut produk
×
Pengetahuan tentang
manfaat produk
×
Pengetahuan tentang kepuasan
yg diberikan produk kepada konsumen
b) Pengetahuan Pembelian (purchase
knowledge) adalah Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan
tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya
di dalam toko tersebut. Pengetahuan Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi
toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana
letak produk di dalam toko tersebut. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk
berbelanja atau melakukan pembelian. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk
berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk.
c) Pengetahuan Pemakaian (usage knowledge). Suatu
produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah
digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang
maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau
mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Produsen berkewajiban untuk
memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu
produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen
E.
Oganisasi
Pengetahuan
Pengetahuan Konsumen adalah semua
informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen.
1) Pengetahuan tentang karakteristik/atribut
produk
2) Pengetahuan tentang manfaat produk
3) Pengetahuan tentang kepuasan yang
diberikan produk kepada konsumen
Manfaat fungsional yaitu manfaat
yang diraksan konosumen secara fisiologis
Manfaat psikososial,
yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan
konsumen
setelah mengkonsumsi suatu produk.
F.
Mengukur
Pengetahuan
Cara yang paling nyata dalam mengukur kemampuan pengetahuan
adalah menilai secara langsung isi ingatan. Beberapa indikator pengukur
pengetahuan antara lain :
1) Pengetahuan Objektif (Objective
Knowledge)
Pengukuran
yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam
ingatan
2) Pengetahuan Subjektif (Subjective
Knowledge)
Dipengaruhi oleh kepercayaan diri seseorang yaitu bahwa
orang yang percaya diri mungkin melaporkan secara berlebihan tingkat
pengetahuan mereka (Engel, Blackwell & Miniard, 1994, p.331-332)
Pengetahuan konsumen terdiri dari
informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk
mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai
produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.
Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan domain di atas (Notoatmodjo,2003).
menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan domain di atas (Notoatmodjo,2003).
Kriteria
Tingkat Pengetahuan, Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,yaitu :
§ Baik: Hasil presentase 76%-100%
§ Cukup: Hasil presentase 56%-75%
§ Kurang: Hasil presentase > 56%
BAB VII
SIKAP, MOTIVASI DAN KONSEP
DIRI
A.
Komponen
Sikap
Komponen
yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
a.
Kognitif (cognitive)
Berisi kepercayaan
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap.
Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang
mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b.
Afektif (affective)
Menyangkut masalah
emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen
ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c.
Konatif (conative)
Komponen konatif
atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
obyek sikap yang dihadapi.
Sikap
memiliki beberapa karakteristik, antara lain: arah, intensitas, keluasan,
konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan Hawkins dkk, 1986). Karakteristik
dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya
individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas
menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu
bisa berbeda tingkatannya. Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan
luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara
spontan.
Dari
definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang
merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang
saling bereaksi didalam memahami,
merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
B.
Sifat-Sifat
Sikap
Definisi sikap konsumen terhadap
merek adalah mempelajari kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi merek baik
disenangi atau tidak disenangi secara konsisten. Dengan demikian, konsumen
mengevaluasi merek tertentu secara keseluruhan dari yang paling jelek sampai
yang paling baik.
o
Sikap
memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
·
Arah
·
Keluasan
·
Intensitas
·
Konsistensi dan spontanitas (Assael,
1984 dan Hawkins dkk, 1986)
o
Sifat dari perilaku konsumen yaitu :
a) Consumer
Behavior Is Dynamic.
Perilaku konsumen dikatakan dinamis
karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen,
kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara
konstan.
Sifat yang dinamis demikian menyebabkan
pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu
strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada
saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan
inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya.
b) Consumer Behavior Involves
Interactions.
Dalam
perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan
manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana
interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai
bagi konsumen.
c) Consumer Behavior Involves Exchange.
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain
seseorang memberikan sesuatu
untuk
orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
o
Sifat-sifat
sikap, antara lain :
a. Sikap selalu menggambarkan hubungan
subjek dengan objek
b. Sikap tidak dibawa sejak lahir
tetapi “dipelajari” berdasarkan pengalaman dan latihan
c. Karena sikap dapat “dipelajari” maka
sikap dapat diubah meskipun sulit
d. Sikap tidak menghilang walau
kebutuhan sudah terpenuhi
e. Sikap tidak hanya satu macam saja
melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat
perhatiannya.
f. Dalam
sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.
C.
Penggunaan
Multiatribute Attitude Model Untuk Memahami Sikap Konsumen
Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para
peneliti konsumen adalah model multi atribut yang terdiri dari tiga model :
1)
The
attittude toward-object model
Digunakan khususnya menilai sikap
konsumen terhadap satu kategori produk atau merk
spesifik. Hal ini untuk
menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap
sesuatu.Pembentukan sikap
konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah
objek. Hal ini mempengaruhi
pembentukan sikap selanjutnya.
2) The
attitude-toward-behavior model
Lebih digunakan untuk menilai
tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap
terhadap objek.
Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku
konsumen yang
berupa pembelian ditempat itu.
3) Theory
of-reasoned-action model
Menurut teori ini pengukuran sikap
yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan
pembelian atau penggunaan merk
produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian
dan mengkonsumsi produk
pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan
.
D.
Pentingnya
Feeling Dalam Memamahami Sikap Konsumen
Seseorang tidak dilahirkan dengan sikap dan pandangannya,
melainkan sikap tersebut terbentuk sepanjang perkembangannya. Dimana dalam
interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap
berbagai objek psikologis yang dihadapinya (Azwar, 1995).Loudon dan Bitta
(1984) menulis bahwa sumber pembentuk sikap ada empat, yakni pengalaman
pribadi, interaksi dengan orang lain atau kelompok , pengaruh media massa dan
pengaruh dari figur yang dianggap penting.
Swastha dan Handoko (1982) menambahkan bahwa tradisi,
kebiasaan, kebudayaan dan tingkat pendidikan ikut mempengaruhi pembentukan
sikap. Dari beberapa pendapat di atas, Azwar (1995) menyimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau
lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
E.
Penggunaan
Sikap Dan Maksud Untuk Memperkirakan Perilaku Konsumen
Werner dan Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3 postulat
guna mengidentifikasikan tiga pandangan mengenai hubungan sikap dan perilaku,
yaitu postulat of consistency, postulat of independent variation, dan postulate
of contigent consistency. Berikut ini penjelasan tentang ketiga postulat
tersebut :
a. Postulat Konsistensi
Postulat
konsistensi mengatakan bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang cukup akurat
untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila dihadapkan pada
suatu objek sikap. Jadi postulat ini mengasumikan adanya hubungan langsung
antara sikap danperilaku.
b. Postulat Variasi Independen
Postulat
ini mengatakan bahwa mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku
karena sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang
berdiri sendiri, terpisah dan berbeda.
c. Postulat Konsistensi Kontigensi
Postulat
konsistensi kontigensi menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat
ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Norma-norma, peranan,
keanggotaan kelompok dan lain sebagainya, merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku
Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris adalah
“Motivation”. Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh
Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia kepada “Motif” yang artinya tujuan. Jadi,
motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang
dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai
tujuannya. Ada tiga komponen utama dalam
motivasi yaitu :
i. Kebutuhan
Kebutuhan
terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki
dan yang ia harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni a)
kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan sosial, d)
kebutuhan akan penghargaan diri, dan e) kebutuhan aktualisasi.
ii. Dorongan
Dorongan
merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi
harapan.
iii. Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.
Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan
mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan.
Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh responden
prakarsa pribadi pelaku.
·
Proses motivasi :
1. Tujuan. Perusahaan harus bias
menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen
dimotivasi ke arah itu.
2. Mengetahui kepentingan. Perusahaan
harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan
perusahaan semata
3. Komunikasi efektif. Melakukan
komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa
yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. Integrasi tujuan. Proses motivasi
perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen.
Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan
individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di
atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas. Perusahaan memberikan
fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
G.
Kegunaan
Dan Stabilitas Pola Motivasi
Motivasi menurut
American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok
pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan.
Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga
dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan demikian
motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan
kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen
adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Dengan adanya motivasi
pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu
tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk
mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi
konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan
kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun
kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku
konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya
kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan
menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu.
H.
Memahami
Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
i. Fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan
hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup
lainnya.
ii. Keamanan. Berkenaan dengan
kelangsungan hidup fisik dan keaman.
iii. Afiliasi dan pemilikan. Kebutuhan
untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting
bagi mereka.
iv. Prestasi. Keinginan dasar akan
keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi
v. Kekuasaaan. Keinginan untuk mendapat
kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain
vi. Ekspresi diri. Kebutuhan
mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
vii. Urutan dan pengertian. Keinginan
untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi
dan pembangunan system lain.
viii.
Pencarian
variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih
kerap diekspresikan sebagai pencarian varias
ix. Stribusi sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.
ix. Stribusi sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.
BAB
VIII
KEPRIBADIAN,
NILAI DAN GAYA HIDUP
A.
Kepribadian
Kepribadian merupakan ciri watak seorang individu yang
konsisten yang mendasari perilaku individu. Kepribadian sendiri meliputi
kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian
berkembang jika adanya hubungan dengan orang lain. Dasar pokok dari perilaku
seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya.
Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah satunya
adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri
aktual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan
konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri
orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan
membeli d ipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur
hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
A.
Nilai-Nilai
Individu
Pola
yang dapat kita lihat dari nilai adalah perubahan perilaku dan alasan seseorang
dalam membelanjakan uang atau sember daya yang mereka kelola dan mereka miliki.
Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan jasa terhadap kehidupan,
maka makin tinggi pula apresiasi mereka dalam memandang barang dan jasa
tersebut dari segi konsumsi.
Contohnya
adalah jika seseorang memandang bahwa jenjang pendidikan yang lebih tinggi
adalah sesuatu yang mutlak dan penting, maka ia akan berusaha untuk memperoleh
pendidikan yang layak, walaupun tentu ada uang yang harus ia keluarkan untuk
hal tersebut. Sebaliknya, alau seseorang menmandang pendidikan sebagai sesuatu
yang kurang begitu penting bagi dirinya, maka ia tidak akan berusaha untuk
memperoleh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Walaupun ia sebenarnya memiliki
kemampuan untuk memperoleh
pendidikan yang lebih
tinggi.
B.
Konsep
Gaya Hidup Dan Pengukurannya
Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang
bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya
hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk
memahami nilai-nilai kosnumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai
tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang
mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia
sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera
priadan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan lain yang
terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup. Manfaat jika
memahami gaya hidup konsumen :
1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup
konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga
akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan
iklan.
3. Jika gaya hidup diketahui, maka
pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling cocok
4. Mengetahui gaya hidup konsumen,
berarti pemasar bisa mengembangkan produk
sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.
C.
Pengukuran
Ganda Perilaku Individu
Pengukuran
ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku
konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki
efek yang lebih besar.Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu
juga memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup
adalah yang paling praktis untuk mengembangkan strategi
pemasaran.Tujuannya adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.
BAB IX
MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU
A.
Dari
Bujukan Hingga Komunikasi
Konsumen adalah kelompok individual (perorangan maupun rumah
tangga) yang membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan
pribadi maupun keluarganya atau untuk maksud lain.Keputusan pembelian konsumen
untuk membeli atau tidak membeli merupakan respons perilaku atas stimulan yang
diterima konsumen. Model yang mendasarkan pada arus proses perilaku konsumen
ini sering dikenal sebagai model rangsangan-tanggapan (stimulus-respons model).
Stimulan yang merupakan masukan proses perilaku dibedakan
atas rangsangan pemasaran dari pemasar dan rangsangan dari lingkungan konsumen
itu sendiri. Sedangkan proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor
personal maupun sosial konsumen. Respons perilaku konsumen dapat dijadikan
faktor yang dapat membentuk keputusan pembelian (yaitu pembelian selanjutnya)
atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang ditawarkan).
Rangsangan pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku konsumen yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi
bujukan hingga komunikasi mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para
pemasar dapat melakukan kegiatan yang dapat dijadikan teknik modifikasi
perilaku konsumen. Berbagai teknik modifikasi yang dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku konsumen adalah melalui beberapa aspek pemasaran yang
meliputi
aspek produk, aspek harga, dan aspek promosi.
B.
Teknik
Modifikasi Perilaku
Tehnik-tehnik modifikasi perilaku dalam perilaku konsumen
adalah :
a.
Dorongan
Prompting
Yaitu
permintaan untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang
Barangkali
setiap orang yang pernah memesan makanan di restoran fast-food pernah menjumpai
dorongan.
Seperti
: `Anda mau mencoba Ice cream dan Cheese kami yang baru?`
`Anda
mau pesan kentang goreng?`
b.
Teknik
Banyak Permintaan (Many asking)
Yaitu
mengajukan beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari
permintaan yang kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya,
diawali dari permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil. Contoh
: Menawarkan produk yang mahal terlebih dahulu, kemudian menawarkan produk yang
lebih murah
c.
Prinsip
Resiprositas (Respority)
Yaitu
tehnik meningkatkan kepatuhan konsumen atas perimintaan pemasar dengan lebih
dahulu menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk. Contoh
: Memberikan sample produk gratis, mencicipi produk, test drive dan sebagainya
d.
Peran
Komitmen ( Committement)
Komitmen
yang dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian.
Komitmen
yang tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam bertransaksi Perusahaan
penjualan door to door telah menemukan keajaiban komitmen tertulis. Mereka
dapat mengurangi tingkat pembatalan hanya dengan meminta pelanggan mengisi
formulir perjanjian penjualan (sebagai tanda jadi)
e.
Pelabelan
(Labelling)
Melibatkan
pelekatan semacam gambaran pada seseorang, seperti `Anda Baik Hati`. Label
diduga menyebabkan orang memandang diri mereka dengan cara yang diisyaratkan
oleh labelnya. Pelabelan dapat digunakan oleh pemasar intuk menarik hati calin
konsumen, sehingga pembelian terjadi.
Pemasar
pakaian dapat mengatakan, `Anda orang tua yang penuh perhatian.` di saat
menawarkan pakaian untuk anak orang tersebut.
f.
Insentif
(Insentif)
Insentif
merupakan jaaran luas alat-alat promosi, seperti korting harga, undian,
rabat,dll. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan
strategi promosi produk. Contoh: Mainan anak pada produk makanan anak, cairan
pewangi pada produk detergen dan sebagainya
BAB X
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP
PEMBELIAN DAN KONSUMENSI
A.
Pengertian
Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
“budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal.
Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara
sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive
Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya
terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai
anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda,
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya.
Secara lebih jelas dapat diuraikan
sebagai berikut:
a)
Kebudayaan
adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
- Kebudayaan materiil (bersifat
jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat
rumah tangga, dan lain-lain.
- Kebudayaan non-materiil (bersifat
rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama,
bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
b)
Kebudayaan
itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin
diperoleh dengan cara belajar.
c)
Kebudayaan
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya
sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak
mungkin manusia (secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya.
Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan
sehari-hari
B.
Dimanakah
Seseorang Menemukan Nilai-Nilai Yang Dianutnya?
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values).
Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan
keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Untuk memahami perbedaan
nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana
mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara
antara lain:
1
Model
atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk
melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat
lingkungannya dimana dia bergaul;
1.
Moralitas,
diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja
dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
2.
Sesuka
hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih
serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri.
Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya
bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik
internal bagi individu tersebut.
3.
Penghargaan
dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan
bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau
hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik.
4.
Tanggung
jawab untuk memilih : adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu,
adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan
menyempurnakan
perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
C.
Pengaruh
Kebudayaan Terhadap Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk
(2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang
diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan
mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
o
Model
perilaku konsumen
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap
hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara
amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana
mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa
mereka membeli.
o
Faktor
Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh
budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling
mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang
lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik
untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
o
Kelas-Kelas Sosial
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen
dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan
keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial
bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur
dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
o
Pengaruh
Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami
perubahan. Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat
membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk.
Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh
budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering
diterima begitu saja. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi
terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka
miliki. Setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata budaya mereka
sendiri.
o
Pengaruh
Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan
masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman
dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam
memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya
budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan,
dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu juga
hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi
makanan olahan dan suatu obat.
o
Pengaruh
Budaya dapat Dipelajari
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil,
yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan
kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai
macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu
misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya
yang lebih muda mengenai cara berperilaku.
o
Pengaruh
Budaya yang Berupa Tradisi
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang
merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam
rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan
selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat
bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah
fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang
menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara.
Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan
sebagai perlengkapan acara tersebut.
D.
Struktur
Konsumensi
Secara
matematis struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai
hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran)
dengan kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka
dengan kekuatan pembelian pada tiap harga (permintaan). Grafik ini
memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam permintaan dari D1 ke D2
bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan untuk mencapai
sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S).
E.
Dampak
Nilai-Nilai Inti Terhadap Pemasar
§ Kebutuhan
Konsep
dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia
adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan
yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya
fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi
diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari
masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen akan mencari produk atau jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
§ Keinginan
Bentuk
kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual
dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan
memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan
yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin
luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga
dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi
kebutuhan manusia dengan menembus keterbatasan tersebut, paling tidak
meminimalisasi keterbatasan sumber daya.
§ Permintaan
Dengan
keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya
manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling
memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan
produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
F.
Prubahan
Nilai
Budaya juga perlu mengalami
perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya
yaitu :
a. Budaya merupakan konsep yang
meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari
pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak
menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal
tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi
kepuasan.
b. Budaya adalah hal yang diperoleh.
Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga,
bermula dari perilaku manusia tersebut.
c. Kerumitan dari masyarakat modern
yang merupakan kebenaran budaya yang
jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku
yang tepat.
G.
Perubahan
Institusi
REPUBLIKA.CO.ID,KARANGAYAR –
Pelestarian terhadap seni budaya batik menjadi salah kaprah. Masalahnya,
seluruh siswa SMP dan SMA/SMK di Kabupaten Karanganyar diwajibkan membeli
seragam batik. Kewajiban ini berlaku bagi siswa baru maupun siswa lama saat
orangtua mengambil rapot kenaikan kelas.
Koleksi seragam sekolah bertambah.
Siswa SMP, misalnya, selain memiliki seragam putih-biru dan Pramuka, kini
bertambah seragam batik. Demikian dengan siswa SMA/SMK. Selain seragam
putih-abu-abu dan Pramuka, kini juga bertambah seragam batik.
Ini yang dipersoalkan orangtua di
sana. Mereka bukan saja mempermasalahkan cara ”paksaan” yang dilakukan pihak
sekolah. Tapi, soal harga yang terlalu tinggi.
”Masak seragam batik printing
harganya Rp 179 ribu per potong,” tutur salah seorang walisiswa kepada Republika.
Walisiswa dari sebuah SMPN di Jaten,
Karangnyar, ini merasa keberatan dengan model pungutan seperti ini. Masalahnya,
siswa setiap ajaran baru itu wajib membeli seragam reguler dan seragam
olahraga.
Menurutnya, banyak orangtua yang
memprotes. Tapi, mereka tak dapat berbuat banyak. ”kebijakan seragam batik
sebagai identitas sekolah. Mau tidak mau, siswa harus membeli,” katanya.
Siswa SMAN I Karanganyar mewajibkan
membeli seragam batik lewat koperasi sekolah. Orangtua disodori belangko
pembelian seragam batik senilai Rp 179 ribu. Ini diberikan saat orangtua
mengambil rapor. Dalam blangko disebutkan, orangtua bisa membayar batik saat
mengambil rapor. Atau setelah libur sekolah.
Daftar Pustaka