Rabu, 16 Maret 2016

Tugas 1 Bahasa Indonesia 2 Softskill "Berpikir Induktif"

BERPIKIR INDUKTIF 



Disusun oleh :
                        Nama           : Sazkya Ayushifara
                        NPM            : 18213329
                        Fakultas       : Ekonomi
                        Jurusan        : Manajemen
                        Kelas           : 3EA21



UNIVERSITAS GUNADARMA

2016




A.         Konsep Berpikir Induktif
Induktif merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005).
Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.


            B.            Konsep Bernalar dalam Karangan
Dalam praktek proses deduktif dan induktif itu diwujudkan dalam satuan--satuan tulisan yang merupakan paragraf. Di dalam paragraf suatu pernyataan umum membentuk kalimat utama yang mengandung gagasan utama yang dikernbangkan dalarn paragraf itu. Dengan demikian ada paragraf deduktif de-ngan kalimat utama pada awal paragraf, paragraf induktif dengan kalimat utama. Pada akhir paragraf, dan ada pula paragraf dengan kalimat utama pada awal dan akhirnya.
Berdasarkan hal di atas ialah arah atau alur penalaran dan bagaimana per-wujudannya di dalam tulisan atau karangan. Pada bagian berikut akan dibahas wujud penalaran dihubungkan dengan urutan pengembangan dan isi karangan. Dalam hal ini, karena paragraf pada hakikatnya merupakan suatu karangan mini maka contoh-contoh yang diberikan sebagian besar berupa paragraf.


           C.                 Konsep Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian konsep.
Contoh 1 :
Angka kecelakaan di indonesia tahun 2014 bisa dikatakan sangat tinggi. Tercatat bahwa telah terjadi kecelakaan sebanyak 2356 selama tahun 2014. Angka ini melibihi jumlah kecelakaan yang terjadi sebelumnya yaitu sebanyak 2150 kasus. Bahkan pada tahun 2012 angka kecelakaan di indonesia berada di angka 1978 kasus, peningkatan angka kecelakaan di indonesia terjadi karena buruknya infrastruktur di berbagai daerah. jadi dapat kita simpulkan bahwa angka kecelakan di indonesia semakin meningkat tiap tahunnya.
Contoh 2 : 
§  Luna Maya adalah bintang film dan iklan, dan ia berparas cantik.
§  Revalina. S. Temat adalah bintang film dan iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintangf ilm dan iklan berparas cantik. Pernyataan “semua bintang film dan iklan berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Bella juga bintang film, tetapi tidak berparas cantic.
Macam – Macam Generalisasi
a.      Generalisasi Sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus pendudukindonesia
b.     Generalisasi Tidak Sempurna
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh wanita dewasa di Indonesia senang memakai  rok mini. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar. Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
Jumlah datal yang diteliti terwakili. data harus bervariasi. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari kejadian umum/ tidak umum.


           D.         Hipotesis dan Teori
Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “sebelum” dan “thesis” yang berarti “pernyataan/pendapat”. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus di uji, atau rangkuman teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Pengertian teori adalah merupakan seperangkat preposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis atau dengan lainnya dengan data dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati. 


                      E.                  Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh 1:
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
            Contoh  2:
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut :
§  Analogi dilakukan untuk meramalkan sesuatu
§  Analogi diakukan untuk menyingkapkan kekeliruan
§  Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.


          F.          Hubungan Kasual
Hubungan sebab akibat / hubungan kausal ialah hubungan keterkaitan atau ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permsalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum mengalami akibat.
Kausalitas merupakan asumsi dasar dari ilmu sains. Dalam metode ilmiah, ilmuwan merancang eksperimen untuk menentukan kausalitas dari kehidupan nyata. Tertanam dalam metode ilmiah adalah hipotesis tentang hubungan kausal. Tujuan dari metode ilmiah adalah untuk menguji hipotesis tersebut.



Sumber :