Pacaran
yang kelewat batas antara Cindy dan Leo membuahkan janin di luar nikah. Seorang
anak pengusaha garmen dan anggota dewan terhormat di Jakarta, ingin membuang
bayi yang berada dalam kandungan anaknya, sebut saja Cindy. Sang ayah, Bram,
tidak menerima Leo, pemain band yang dipandangnya sebagai berandalan, menurut
Bram nge-band sama saja dengan mengamen.
Bram ingin sekali memusnahkan bayi di perut Cindy, supaya dia diberi kesempatan
dari awal dan mempersiapkan masa depan Cindy yang sudah terlanjur terjerumus
pergaulan anak muda zaman sekarang. Tidak boleh seorang pun yang membantah
rencananya begitu juga istrinya, Arum. Bram memaksa Cindy untuk menggugurkan
kandungannya, ketika sang janin berusia 8 bulan. Tetapi Cindy menolaknya, dan
disitulah terjadi pertikaian antara Arum, Bram, Cindy, dan Leo. Tanpa peduli
bayi dalam perut Cindy, Bram mendorong anaknya tersebut ke dalam mobil. Akhirnya,
mobil itu pun pergi meninggalkan halaman rumahnya itu. Ketika mobil itu pergi,
Mbok Siti mengajak majikannya, Arum, masuk ke kamar tidur untuk menghangatkan
badan Arum yang sedang basah kuyup karna tertimpa hujan. Arum teringat hasutan
dari ibu-ibu pejabat, mereka berkata bahwa jika meminum minuman keras akan
membawa kenyamanan dalam hidup, hingga sampai saat ini Arum masih meminum
minuman beralkohol itu. Mbok Siti menyarankan agar Arum meminta ampun kepada
Allah karna sudah mementingkan urusan duniawi saja. Mbok Siti mengajaran Arum
sholat dan akhirnya Arum bertobat atas kelakuannya selama ini telah menjauh
dari Tuhan.
Dulu
Arum tidak pernah membantah ayahnya, selalu menuruti apa yang ayahnya katakan
dan selalu dekat dengan Tuhan. Arum merasa sangat berdosa dan beranggapan
karena dialah ibunya meninggal. Ibunya meninggal akibat pendarahan saat setelah
melahirkannya, itulah yang membuat Arum menjadi anak yang penurut. Arum adalah
anak satu-satunya dari pengusaha batik terkenal di Yogya. Kehidupan Arum semasa
remaja sangat tragis ketika Arum dijebak oleh Bram dan Amartha, adik Bram dan
juga teman sekampusnya, ke sebuah pesta. Bram ingin sekali memiliki Arum, bukan
karena Bram mencintainya melaikan ingin memiliki seluruh harta warisan orangtua
Arum. Berbagai cara Bram lakukan agar Arum terpicut dengannya. Padahal awalnya
ayah Arum melarangnya untuk pergi ke pesta itu, ayahnya tahu bahwa orangtua
Amartha adalah pejabat yang korupsi, tetapi Arum terus memohon. Amartha
meyakinkan ayah Arum dengan iming-iming Amartha akan menjaga Arum. Ketika
sampai di pesta, Bram menghampiri Arum dan memperkenalkan dirinya kepada Arum.
Arum tersipu malu dan terpikat dengan ketampanan Bram. Makanan yang telah
dimakan Arum di pesta itu ternyata sudah diracuni oleh Amartha. Amarta menyuruh
Arum untuk beristirahat di sebuah kamar hotel, dan malang sekali nasib Arum,
Arum sudah dihamili oleh Bram saat dia melihat Bram berada sebelahnya. Hanya
mereka berdua di dalam kamar hotel itu. Arum sangat panik dan sangat takut jika
ayahnya mengetahuinya, tetapi dengan entengnya Bram mengucapkan khilaf
kepadanya. Keluarga Amartha dan Bram memang sangat liar, orangtua mereka sibuk
dengan kepentingan mereka. Ayah Bram yang sibuk menjadi pengusaha terkenal
sedangkan ibunya senang berhura-hura dengan para ibu-ibu pejabat. Bram juga
tidak pernah mengingat Tuhan, yang Bram pikirkan hanya harta, status dan
kehormatan.
Mobil
Bram menuju ke sebuah rumah tua. Di dalam mobil Cindy hanya bisa terdiam dengan
tatapan yang kosong. Tiba dirumah itu, Bram sudah disambut dengan Dokter Gala,
yang sudah mempersiapkan untuk menggugurkan kandungan Cindy malam itu. Di ruang
utama rumah tua itu Bram terkejut dengan jumlah uang yang diminta oleh Dokter
Gala. Bram memang tidak ingin berita mengenai anaknya ini tersebar di media
massa. Akhirnya mereka menyepakati perjanjian tersebut. Di pinggiran kota
Jakarta di tempat yang sunyi, Leo dibawa oleh pesuruh Bram, Franky dan Frady,
mereka menghabisi dan menghajar Leo. Bram juga menyuruh Frendy dan Franky untuk
membuang bayi itu. Franky dan Frady ketakutan saat mereka melihat bayi Cindy
bercahaya, dan Arum memberikan sejumlah uang untuk mereka agar bayi Cindy
dibawa oleh Arum. Tanpa sepengetahuan Bram, Arum menyelamatkan bayi itu dengan memanfaatkan
teman Cindy yaitu Anton dan Susi, untuk menitipkannya di panti asuhan dan
memberikan sejumlah uang kepada mereka. Cobaan terus menimpa Arum. Arum
mempercayai teman Cindy, Anton dan Susi, tetapi apa yang mereka telah perbuat
pada Arum, Susi melarikan diri dari Anton. Anton gagal mengejar Susi. Bayi
Cindy ternyata dibuang ke Kali Ciliwung oleh Anton. Arum sudah tidak tahan
dengan Bram, dan akhirnya dia berencana untuk membicarakan soal perceraian
mereka. Bram sangat marah, tetapi Arum sudah serahkan semuanya kepada
pengacaranya untuk proses perceraiannya tersebut.
Dalam
sekejap Anton menjadi kaya raya. Dia menikahi putri seorang pengusaha Cina yang
dikalahkan lewat berjudi. Ling-ling, putri pengusaha Cina, menjadi barang taruhan
oleh ayahnya karena kehabisan modal. Walaupun Anton sudah memiliki istri, dia
tetap mencintai Susi, sampai saat ini Anton tidak mengetahui dimana keberadaan
Susi. Susi kini menjadi Muslimah, pendiam, dan sangat religius. Susi tinggal di
Surabaya bersama tantenya dan kuliah di perguruan tinggi swasta tanpa
sepengetahuan Anton. Akan tetapi Anton bangkrut dan gila. Istri dan anaknya pun
tewas. Berawal dari demo-demo mahasiswa yang menginginkan Soeharto lengser
sebagai presIden Ri. Lalu, mahasiswa dan aparat bentrok. Wanita-wanita Cina
dibunuh, dirampok, bahkan diperkosa. Anton bangkrut dan masuk rumah sakit jiwa.
Begitu juga dengan Bram, dia juga dirawat di rumah sakit, stres dan hampir
menjadi gila. Sementara, Arum yang kemudian tobat, meskipun kehilangan Cindy.
Bram mengirimkan Cindy sekolah di Amerika. Di sana Cindy hanya tahan satu
tahun. Dia lebih banyak berhura-hura daripada belajar. Lalu dia kembali ke
Jakarta, ternyata Leo masih hidup dan sukses berkarier di dunia musik. Tragis,
Leo tidak mencintainya lagi. Cindy kecewa dan patah hati. Cindy sangat terpuruk
dan akhirnya Cindy tewas di apartment di Amerika, karena overdosis. Arum pasrah
dan ikhlas. Arum yang tetap tabah dalam derita dan terus mencari dengan
berharap bisa bertemu dengan cucunya (anak Cindy) itu tanpa kenal lelah bersama
supir pribadinya yang setia, Pak Rahmat.
Nilai
– nilai yang terkandung dalam novel tersebut antara lain :
- Nilai agama :
Tokoh Arum, Bram dan Amartha, yang tidak baik dan
tidak patut dicontoh. Mereka tak peduli dengan adanya Tuhan dan mereka hanya mementingkan urusan duniawi, harta,
status dan kehormatan.
- Nilai budaya :
Di
dalam novel ini juga menjelaskan mengenai dampak sex diluar nikah, dan
pergaulan bebas, ternyata pergaulan bebas itu sangat kejam. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memilih pergaulan.
- Nilai moral :
Arum
yang tetap tabah dalam derita dan terus mencari dengan berharap bisa bertemu
dengan cucunya (anak Cindy) itu tanpa kenal lelah bersama supir pribadinya yang
setia, Pak Rahmat.
Komentar
:
Masalah
yang terdapat dalam novel tersebut membuat para pembaca memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi bagaimana ending dari cerita tersebut . Akan tetapi, alur dan nasib
para tokoh cerita tersebut menjadi gantung, dan ending yang mengambang. Akhirnya,
tidak diberitahukan ‘nasib’ apa yang telah, sedang, atau akan diberitahukan sang
pengarang kepada tokoh-tokoh yang tersisa itu.
Dalam
novel ini, menggambarkan watak tokoh, latar, suasana yang sedang terjadi, dalam
cerita tersebut terlihat jelas, sehingga mudah dimengerti oleh pembaca. Gaya
bahasa dalam novel yang diterbitkan oleh Mizan ini mudah di mengerti dengan
cara penggunaan kata-kata yang tidak rumit (sedehana).
Dari
sinilah kesadaran dan semangat Islami dalam novel ini untuk menyelesaikan
berbagai persoalan kehidupan yang dihadapi tokoh-tokohnya dengan pendekatan
agama. Dimana orang yang mempunyai kesalahan dan perbuatan dosa, mereka harus
diberi hukuman setimpal, kecuali mereka mau bertobat dan tidak mengulang
perbuatan dosanya
Daftar
pustaka :
Gong,
Gola. 2003. Kupu-Kupu Pelangi 1.
Bandung: Dar! Mizan